Senin, 18 Februari 2013

Dibalik Senyum Manismu



Untuk saudariku yang selalu tersenyum manis dalam kondisi apapun. Walau aku tahu, kau begitu tersiksa dan merasakan sakit yang teramat sakit karena radang otak yang Alloh berikan. Subhanalloh, begitu kebalnya imun hatimu, sehingga kau selalu saja bisa menikmati hari-hari dan aktivitas layaknya orang sehat. Selalu saja kau bisa tersenyum manis dan peduli pada yang lain. Bukankah kau sendiri memiliki beban yang teramat berat? Subhanalloh, Alloh memberikan ujian, namun kau juga diberi kelebihan. Semoga apa-apa yang kau lakukan akan menjadi investasi kebaikan kelak. 

Saudariku, dimataku kau adalah sosok luarbiasa, dengan vonis dokter yang tak main-main, kau tetap tegar, kau tetap semangat menjalani hidup. Bahkan seolah-olah kau tak pernah merasa takut jika Alloh benar-benar mengambilmu, kau selalu ikhlas dengan anugerah sakitmu. Kau tak pernah protes dengan semua ini? Padahal aku tahu, saat kau merasakan sakit yang teramat hebat, tubuhmu akan menggigil, demam tinggi dan matamu akan berkaca-kaca menahan sakit. Saat itu kau sungguh tak berdaya saudariku. Tapi apa coba kata-kata yang selalu kau ucap? Hingga aku kalah dan tak bisa berucap apa-apa. “Aku akan menikmati hidupku entah sakit atau tidak”, dan disaat kau sakit seperti ini pun kau masih saja peduli dan menjadi sandaran buat mereka. Memberi nasehat dan motivasi untuk anak-anak tercintamu. Sungguh kau seorang sahabat, guru dan murobi yang luarbiasa. Tidak sibuk memikirkan masalah diri, tapi juga masalah orang lain, masalah umat. 
Tetap tersenyumlah saudariku, Alloh bersamamu. Semoga Alloh swt senantiasa memberikan kebarokahan disisa-sisa umurmu.

Tidak ada komentar: