“Tahukah engkau filosofi istana
pasir?”. Tanyanya polos.
Aku hanya terdiam tak bergeming.
Aku tak pernah bisa memahami
bahasanya. Dia yang ambigu dimataku. Dia yang bergolongan darah O, seringkali
tak mampu ekspresikan isi hatinya. Hemm, jadi terasa kaku sekali jika harus
menghadapi. Namun ku akui, Dia tetap luarbiasa dimataku. Dia yang penyabar dan berhati lembut. Sopan
dan selalu menghargai orang lain. Jika saja Dia tahu, betapa aku sangat
menyayangi dirinya. Rasa sayang yang tak mampu aku gambarkan, hanya mampu
dirasakan.
![]() | |
Istana Pasir |
Dan waktu berputar sangat cepat.
Hingga Alloh jauhkan Dia, Alloh ciptakan cerita baru untuknya. Untuk mengarungi
kehidupan baru yang Dia ridhoi. Saudaraku, dimanapun kau berada do’a ku akan
selalu menyertaimu. Jangan pernah ada kata usai dalam persaudaraan ini. Karena
Alloh pun tak menyukai jika kita saling memutus tali persaudaraan ini. Apapun
yang terjadi, semua adalah skenarioNya. Dia yang menciptakan sedemikian rupa
kisah-kisah baru. Aku memang belum sepenuhnya mengikhlaskan kepergianmu, namun
aku juga sedang belajar saudaraku, aku pun sedang berjuang untuk tak terbiasa
bercanda dan saling dekat seperti dulu. Ah, walau awalnya ini sangat
menyakitkan. Sangat menyedihkan. Namun inilah hidup. Harus selalu dinikmati,
beradaptasi dan dijalani.
Karena persaudaraan ini karenaNya,
maka walau kita tak lagi saling sapa karena kesibukan kita, maka aku selalu
berharap selalu ada do’a yang bisa kita ukir. Istiqomah selalu dijalanNya.
Selamat berjuang saudaraku.
Kembali ke istana pasir? Yah,
maknanya adalah istana yang akan aku bangun dan akan mudah di terpa ombak,
namun akan mudah pula aku bangun dimanapun aku berada. Kapanpun aku mau,
kapanpun aku berniat, dengan siapapun aku akan selalu bisa membangun istana
pasir.
Maka jadilah persaudaraan kita
layaknya istana pasir. Jangan terikat tempat atau jarak, kita akan selalu bisa
kembali membangun persaudaraan kita.
#Spesial buat mba HaniQ, Ukhti Na dan
Ukhti Roro. Walai jauh dimata, tp dekat dhati ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar