"Orang yang benar adalah bukan
orang yang tak pernah melakukan kesalahan, tapi orang yang benar adalah mereka
yang sanggup mengendalikan diri dari perbuatan yang terlarang dan bila
terlanjur melakukannya, ia memperbaiki diri dan tidak mengulangi perbuatan yang
salah itu"
Hidup ini pilihan. Memilih Kebaikan
atau keburukan? Memilih SyurgaNya atau kah NerakaNya? Memilih ridhoNya atau
murkaNya? memilih yang halal ataukah yang haram? Rangkaian cerita ini penuh
dengan pilihan. dan diri ini yang bertugas untuk memutuskan semuanya, memilih
dan menetapkan. Tentunya atas izin dan skenario dariNya. Semoga kita termasuk
dalam hamba-hambaNya yang tidak salah dalam memilih. Dengan ilmu dan ikhtiar
sebagai bekal kita dalam memilih.
Untaian kata ini ku tujukan untuk diriku sendiri serta
sahabat-sahabat tercintaku yang insyaAlloh akan tetap mencintai Alloh dan
Rosulnya di atas segalanya. Karena hanya cinta inilah yang dapat mengalahkan segalanya,
cinta hakiki yang akan membuat manusia melihat segalanya dari sudut pandang
yang berbeda, lebih bermakna, takan mengecewakan dan takan pernah sia-sia.
Tulisan ini kutujukan untuk hatiku dan hati
sahabat-sahabat tercintaku yang sering kali terisi oleh cinta selainNya. Yang
mudah sekali terlena oleh indahnya dunia, yang kadang mudah sekali melakukan
segalanya bukan karena Nya, yang kadang terkikis oleh dunia yang menipu,
membiarkan melakukan maksiat dan menikmatinya. Mengabaikan dosa-dosa kecil, yang
tak bersemangat dalam perbaikan diri, menunda dan membiarkan dosa-dosa
menggunung.
Renungan ini kutujukan untuk diriku dan sahabat-sahabat
tercintaku, semoga setiap yang kita lakukan hanya mengharap RidhoNya semata.
Hidup yang singkat, mari beramal dan jauhkan diri dari hal yang sia-sia.
Kita memang manusia biasa yang jauh dari sempurna,
banyak khilaf dan kadang salah. Namun tak sepantasnya kita selalu memaklumi
kehilafan2 diri. Mari berbuat dan berazam untuk selalu lebih baik dari hari
kemaren agar kita tak merugi.
Merenungi Kembali Bagaimana Filsafat hidup Rasulullah
adalah sebagai berikut :
Pertama : Rasulullah pernah ditanya oleh seorang sahabat.
"Wahai Rasulullah, bagaimana kriteria orang yang baik itu? Rasulullah
menjawab: Yang artinya: "Sebaik-baiknya manusia ialah orang yang
bermanfaat bagi orang lain".
Kedua : Rasul
pernah ditanya, wahai Rasulullah! Orang yang paling baik itu yang bagaimana?
Rasul menjawab : Yang artinya : "Sebaik-baiknya diantara kamu ialah orang
yang umurnya panjang dan banyak amal kebajikannya".
Ketiga : Rasul
pernah ditanya, orang yang paling beruntung itu yang bagaimana? Rasul Menjawab
: Yang artinya : "Barang siapa yang keadaannya hari ini kualitas hidupnya
lebih baik dari hari kemarin maka dia adalah orang beruntung".
Keempat : Rasul
pernah ditanya, "Wahai Rasulullah! Orang yang benar itu yang bagaimana?
Rasul menjawab," Apabila dia berbuat salah segera bertaubat, kembali
kepada jalan yang benar.
Oleh karena itu para filosof mengatakan, "Orang yang benar adalah bukan orang
yang tak pernah melakukan kesalahan, tapi orang yang benar adalah mereka yang
sanggup mengendalikan diri dari perbuatan yang terlarang dan bila terlanjur
melakukannya, ia memperbaiki diri dan tidak mengulangi perbuatan yang salah
itu.
Ibarat anak sekolah mengerjakan soal, kalau salah
tidak jadi masalah, asal setelah dikoreksi tidak mengulangi kesalahannya.
Sampai-sampai ada ungkapan yang tidak enak didengar tapi benar menurut tuntunan
Islam, yaitu: Bekas maling itu lebih baik dari pada bekas santri. Kita
tahu bahwa santri adalah orang yang taat beragama, sedangkan maling penjahat,
pemerkosa, dan sebagainya tapi setelah bertaubat menjadi orang yang baik,
kembali ke jalan yang benar. Orang yang demikian matinya menjadi khusnul
khotimah. Memang yang ideal, orang yang baik itu dari muda sampai tua baik
terus, tapi hal itu jarang.
Wallohu'alam bishoab..
Dari Berbagai sumber
2 komentar:
nice suggestion
terimakasih..
Posting Komentar