“ Alloh tidak akan membebani seseorang
melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ( Q.S Al- Baqoroh : 286)”.
“ Orang mukmin yang bergaul dengan
manusia dan bersabar atas perilaku buruknya itu lebih baik dari pada orang
mukmin yang tidak bergaul dan tidak bersabar atas perilaku buruk yang
dilakukannya” ( H.r. Tirmidzi)
Berbahagilah ketika ditimpa masalah. Itu
berarti bahwa kita sedang hidup, tumbuh dan berkembang. Ibarat pohon yang tumbuh tinggi, maka akan
semakin besar tiupan angina yang menggoyang, memaksa untuk tumbang. Justru bila
kita tak memilki masalah, maka hati-hatilah. Bisa jadi Alloh tidak mempercayai
kita untuk memecahkannya.
Apa maksud semua itu? Ini bukan berarti
bersenang-senang bila orang lain susah dan memilki masalah. Tetapi memandang
masalah sebagai lahan untuk meningkatkan kesyukuran.
Masalah yang ada justru hakikatnya akan
mendewasakan kita, mematangkan jiwa. Mulailah memandang masalah sebagai peluang
untuk menang. Kesempatan untuk lebih kuat, dan rahmat untuk meraih bahagia
dunia akhirat. Sebagaimana Abdulloh bin Abbas memberikan teladan yang tepat.
Suatu hariAbdulloh Bin Abbas, salah
seorang keponakan Nabi, sedang melakukan perjalanan. Saat itu diberitahukan
kabar kepadanya tentang kematian putrinya. Bagaimana sikapnya? Dia pun seger
turun dari untanya dan solat dua rokaat seraya berkata “ Alhamdulillah. Alloh telah
berkenan menutup auratnya, memberi pahala dan menyiapkan bekal”. Kemudian dia kembali keatas punggung unta dan
melanjutkan perjalanan. Sepanjang perjalanan ia selalu melantunkan ayat Al- Qur’an.
Subhanalloh.
“Jadikanlah sabar dan solat sebagai
penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi
orang-orang khusyu “ ( Al-Baqoroh :45)
Masalah itu banyak manfaatnya…….
1 Merupakan penebus dosa
Sebab dengan memiliki masalah, orang
kemudian belajar terhadap kesalahan2, dosa2, maksiat, dan berbagai “sejarah
buruk” dalam hidupnya. Jadi kalau Qt punya masalah, Alloh sedang menunjukan
dosa-dosa kita. Maka freshkan diri, bersihkan hati, luruskan misi, kuatkan
motivasi, kembalikan orientasi ke jalan Illahi.
2 Masalah itu nikmat kehidupant
Tanpa masalah hidup akan hambar dan datar. Justru dengan
masalah itulah yang membuat kita tertantang, dan merasa senang bila sukses
menghalau rintangan yang menghadang. Karena itu, tenang dan tenanglah
menghadapi masalah.
3 Masalah untuk mengangkat derajat
Menyaring mutu, menaikan level hidup. Pohon yang
semakin tinggi menjulang, semakin besar badai yang datang, murninya emas karena
dibakar dengan api yang berkobar. Kuatnya batu bata karena pembakaran api yang
menyala. Kokohnya baja harus dilebur dalam panasnya bara yang luar biasa. Bersihnya
air karena selalu dialirkan. Demikian juga lembutnya jiwa dihasilkan lewat
tarbiyah ruhiyah, pendidikan ruhani yang dijalani dengan tempaan masalah,
asalkan kita tenang, sadar, sabar dan tegar menjalanya.
4 Banyak masalah banyak ilmu
Semakin banyak jam tayang, semakin tinggi jam terbang, semakin
sering masuk rating. Memang terbuka peluang kesalahan menghadang, tapi yakinlah,
saat itulah berbagai pengalaman dan ilmu kita dulang, kekuatan kita galang.
5 Masalah sebagai seleksi
Hidup adalah ujian. Seleksi kehidupan. Memilih hamba pilihan. Yang
terbaik amalnya.
“ Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu,
siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya”. (Q.S Al-Mulk:2)
6 Masalah untuk merevisi langkah.
Masalah untuk menentukan arah, dan mengokohkan pijakan jiwa agar istikomah. Saat ditimpa masalah tentu
kita akan muhasabah. Apa yang salah? Lalu kita berbenah, mengoreksi diri apakah
yang tak sesuai dengan komitmen semula.
“Orang yang
cerdasa adalah orang yang selalu mengoreksi dirinya dan beramal untuk bekal
sesudah mati, orang-orang yang lemah adalah orang yang menuruti hawa nafsunya
dan berangan-angan kepada Alloh. ( H.r Tirmidzi)”
Sumber : The Way to Win/ Solikhin Abu Izzuddin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar