Kamis, 01 Mei 2014

Belajar dari kematian


Aku masih ingat, 13 januari 2013 adalah hari ahad. Aku bersama dengan teman-teman bertakziah ke rumah salah satu muridku.
Akhir pekan yang penuh kisah. Dia menegurku lembut lewat bahasa hikmahNya. Bahkan tidak hanya airmata yang kini tercipta. Lebih dari itu, teguran lembutnya cukup membuat hati bergetar. Betapa Dialah yang Maha tahu apa-apa yang akan terjadi.
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan. (Q.s Al Ankabut: 57).

Temanggung indah nan sejuk menjadi saksi akan perjuangan mereka. Kutemui seorang akhwat yang sangat istimewa. Sang akhwat yang harus mendidik dan merawat delapan buah hatinya. Subhanalloh…
Aku mendekapnya erat, menguatkan hatinya, agar beliau selalu tabah dan ikhlas. Sosok wanita yang lembut dan penyayang ini ternyata sangat tegar. Senyum manisnya yang tidak pernah tertinggal.  Aku tak menyangka ditengah tangis dan derai airmata sang buah hatinya, beliau selalu menampakan wajah ceria, wajah teduh dan wajah penuh ketegaran.

“Tarbiyah mengajarinyaku banyak hal. Mengajari tentang keimanan, tentang kesabaran. Dan hari ini Alloh benar-benar menguji kami. Alhamdulillah teman-teman semua disini juga tak henti-hentinya menolong keluarga kami. Ada yang nyumbang kain kafan, ada yang nyumbang uang untuk biaya pengobatan abi selama di Rs”.

Beliau juga ceritakan bagaimana sang suami tercintanya sampai akhir nafasnya belum pernah absen liqo. Bahkan ketika sakit parah, halaqoh dilakukan diRumah sakit, semua teman-teman halaqohnya terharu dan penuh harap dan do’a.

“Alloh menggugurkan dosa-dosa abi lewat penyakit hepatitis. InsyaAlloh aku Ikhlas, karena aku yakin Alloh swt. Lebih menyayanginya, sehingga begitu cepat Alloh memanggilnya”. Tutur beliau dengan lembut. 

“Ini sudah menjadi takdirnya, kita harus ikhlas”. Tambah beliau sambil memeluk anak bungsunya yang tak henti-hentinya menangis.
                                                                             *****************
 “Dan bagi tiap-tiap jiwa sudah ditetapkan waktu (kematiannya), jika telah tiba waktu kematian, tidak akan bisa mereka mengundurkannya ataupun mempercepat, meskipun hanya sesaat” (QS. Al A’raf :34)

 

Tidak ada komentar: