Kamis, 28 Maret 2013

Surat Cinta Untuk Sahabat






Siang yang tak biasa, matahari malu untuk membagikan teriknya. Kali ini sapaan rintik hujan yang membuat setiap sudut asrama menjadi sepi seolah tak berpenghuni. Disudut asrama, aku temui sepucuk surat yang penuh sarat makna. Surat yang ditulis dengan goresan tinta-tinta kesungguhan penuh padaNya. Bagian dari do’a, dan juga nasehat untuk sesama. Entah kapan tulisan ini dirangkai, untuk siapa surat ini dibuat, tak ada petunjuknya.



Bismillah,
Aku dan kamu harus tahu, saat kita banyak tertawa dan bercanda memang membuat persahabatan ini terasa indah. Tapi, sungguh Alloh dan rosulnya tidak menyukai jika kebersamaan kita untuk sebuah candaan dan tawa semata. Hidup ini singkat, maka selalu berharap untuk bisa melakukan banyak hal yang tak sia-sia. Karena aku takut, saat hari-hari ini banyak tertawa maka hati ini menjadi keras, tak lembut dan tak peka lagi. Akan mudah berprasangka dan tak mudah menjalankan nasehat, akan mencari segala pembenaran diri atas tindakan yang salah.
 Karena hidup untuk kebaikan diri sendiri itu mudah, pasti bisa diprioritaskan, selalu diusahakan. Namun bagaimana jika harus menekan ego dan memikirkan hati dan perasaan orang lain? Masih mampukah untuk memberi dari pada berharap diberi? Masih mampukah untuk berkorban dari pada menuntut banyak hal?
Aku dan kamu harus sama-sama memahami, saat kita tahu betapa Alloh dan Rosulnya tak pernah menyukai jika kita menceritakan aib saudara, ketika kita memperbincangkan kekurangan saudara, ketika kita menggunjingnya, adalah sama halnya dengan memakan daging bangkai saudara kita. Ah, menjijikan sekali dengernya. Namun betapa kerasnya hati kita jika sampai detik ini masih saja hobby memperbincangkan dan membahas kekurangan dan aib-aib saudara kita.  Untuk apa? Adakah manfaat yang bisa kita ambil?

Alloh swt. menyampaikan dalam ayat-ayat cinta-Nya: "...dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang." (QS Al-Hujurat 49 : 12).
            Aku dan kamu harus tahu, betapa hidup sederhana itu indah dan Alloh akan menyayangi kita. Namun, kenapa masih saja memiliki gaya hidup yang hedonis? jika kita bisa membeli apa saja yang kita inginkan, namun ingatlah selalu bahwa apa-apa yang kita beli akan dimintai pertanggungjawabnnya. Membawa kebaikan ataukah keburukankah segala barang yang telah kita beli?

Ya Robb, padaMu pemilik hati ini, jangan biarkan aku melebur, jangan biarkan warna-warni keimanan yang terpatri didalam hati menjadi luntur.
Robbi, aku yang merindukan berjumpa dan berkumpul dengan orang-orang yang sederhana dan yang penuh nasihat menuju cintaMu.

Robbi pertemukan kami dengan saudara seiman, yang mengingatnya menjadikanku teringat padaMu, yang memandangnya membuat hati teduh.

Robbi, jika harus berjumpa dan mengenal mereka yang tak mengajariku kebaikan dan kesederhanaan, maka sabarkanlah aku, dan kuatkan hatiku untuk tak melebur bersama mereka. Biarkan aku menjadi orang yang mampu memegang prinsip karena taat kepadaMu. Biarkan aku terasing diantara mereka, karena menuju cinta dan ridhoMu yang ingin aku gapai.
*050303

Tidak ada komentar: