Dia sosok kesekian yang ada dalam ingatanku. Sempat membuat aku terdiam
beberapa menit saat pertama kali bertemu. Sosok yang sederhana, namun tetap
luar biasa. Sosok yang apa adanya tapi tetap memiliki kharisma. Dia yang
lembut, tapi tetap memiliki ketegasan. Dia yang tegas namun tersimpan
kebijaksanaan. Dua bulan membersamainya banyak hal yang aku dapatkan dari
sosoknya. Sosok yang penuh inspirasi. Dia yang sederhana dan bersahaja. Berada
didekatnya membuat aku teringat akan akhirat, membuat aku bersemangat.
Masih teringat jelas dalam memori, ketika pertama kali harus bertemu dan
berdiskusi. Subhanalloh, Dia tak pernah sekalipun memandangku, bukan
karena Dia sombong atau cuek, tapi karena Dia yang begitu menghormatiku
sebagai wanita. Aku yang juga hanya menunduk, tetapi sesekali aku masih sempat
melihat keningnya yang hitam pekat. Bekas sujud dalam solat yang terukir.
Subhanalloh, lagi-lagi aku tertegun.
Hampir satu jam aku berada di ruangan kerjanya, Dia banyak memberiku
energy positif dan kesemangatan. Beberapa kali menyelipkan kalimat lucu yang
membuat suasana semakin akrab. Tapi Dia selalu memiliki arah tujuan. Bukan
kalimat canda biasa, namun ada makna dibalik semuanya. Yang ujung-ujungnya aku
harus terdiam dan merenungi semuanya. Mengingat akan kebesaranNya dan membuatku
untuk lebih bersyukur. Masih teringat jelas dalam memori, saat pertama kali
harus bertemu, aku harus menunggunya lama, ketika menanyakan apa yang beliau
lakukan didalam? Asistennya hanya berucap lirih“ agenda rutinnya mba,
ditunggu saja”. Jujur aku sangat penasaran, karena didalam tidak ada
seorang tamu pun, dan saat aku coba melihat ke dalam ruangan, dia juga tak ada
dikursi kerjanya. Suasana sangat hening. Aku terus melihat kekanan kiri ruangan
kerjanya. Dan subhanalloh, ternyata Dia sedang solat dukha di samping meja
kerjanya. Lama aku terus memperhatikan, sujud panjangnya yang membuat aku
tertegun dan terdiam. Subhanalloh, betapa Dia sangat mencintai Sang
PenciptaNya, sampai sujud panjangnya ditemani mata gerimis. Dan betapa lama jua
Dia berdiri diroka’at solatnya, mungkin hafalan Ayat-ayat cintaNya yang
berlembar-lembar Dia baca saat solatnya tadi.
Hari kedua setelah berdiskusi, aku sengaja berkeliling ruangan, dan kudapati
Dia sedang asyik membaca ayat-ayat CintaNya dengan suara merdu. Ku amati lama
sekali Dia membacanya, Subhanalloh, Dia selalu ada waktu khusus untuk dekat
denganNya, walau di tempat kerja sekalipun.
Dalam batin, aku ingin sekali mengenal Dia lebih dekat. Ingin bertanya tentang
misi dan visi hidupnya. Ingin meniru kebaikan-kebaikan yang ada dalam
sosoknya. Dan Alhamdulillah Alloh izinkan aku untuk bisa belajar dan dekat
dengannya. Kini aku menjadi bagian dari kepemimpinannya. Dan ketertarikan ku
bukan karena kesan pertama saja, setelah lama bersamapun aku akui memang
Dia luarbiasa.
Dan kini aku sudah mengenal keluarganya. Dalam keluarga Dia dikenal sebagai
sosok yang bijaksana, bertanggungjawab dan penyabar. Dan bahkan tetangganya pun
begitu simpatik akan kepribadianya. Dan saat beliau sakit, tetangga rumahnya
terheran-heran, karena Dia selalu menyempatkan diri untuk solat di masjid,
hanya saja ketika Dia sakit bedanya Dia libur untuk jadi imam solatnya. Dia
yang luarbiasa, Dialah Kepala sekolahku yang baru. Semoga dibawah
kepemimpinannya akan menambah kebarokahan dan banyak orang yang terinspirasi
menjadi lebih baik. Subhanalloh, pemikiran, kesederhanaan dan kedekatan
denganNya ternyata tidak begitu saja tercipta. Semua hasil olahan dan cetakan
tarbiyah yang Dia geluti sejak lama. Dan juga karena seorang wanita soleha yang
setia disampingnya. Memberikan support, nasehat dan membantunya dalam segala
urusan.
Subhanalloh disuatu hari yang tak diduga, aku juga berkesampatan untuk
berbincang-bincang dengan salah satu putri beliau. banyak hal yang dituturkan,
“ Umi juga banyak berperan dalam
menyemangati Abi, perjuangan itu tidak mudah, butuh seorang partner yang bisa
memahami, umi selalu membantu dan memberikan masukan kepada Abi”.
" Abi selalu berpesan, apapun kesibukan dan aktivitasmu, jangan sampai
membuatmu lupa dan jauh dari Alloh. Apalah artinya prestasi dunia, jika
menjadikanmu jauh dari Alloh".
"Ya Beliau kepala sekolahku yang memiliki istri soleha, dan
dikaruniai lima orang anak. Saat berbincang-bincang dengan anak-anaknya, betapa
kulihat mereka memang keluarga yang senantiasa dekat dengan Alloh. Semoga Alloh
memberikan selalu kebarokahan dan keistikomahan kepada mereka semua. Terima
kasih telah hadir dalam hidupku, menjadi inspirasi dalam kebaikan.
Berharap
beliau takan pernah membaca tulisan ini,
sehingga keihlasannya tetap terjaga..
***
Goresan Pena di Ujung Senja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar