Untaian Panjang yang kan Slalu Berhikmah Jika Kita Mampu Memaknai Semuanya Karena Izin dan RidhoNya Semata. "Daun yang Berguguranpun Atas Izin dan RidhoNya, Maka Segala Sesuatu yang Singgah dalam Kehidupan Ini Adalah Atas KehedakNya. Tidak Ada yang Sia-Sia. Semua Pasti Berhikmah"
Jumat, 02 Agustus 2013
DULU
Dulu, saat Alloh dekatkan hati-hati kita.
Mengingat kembali masa dulu,
Dulu, saat aku, kamu dan kita bersama.
Dulu, masa-masa itu...
Dulu dan kini apakah tak berubah?
Semoga, selalu ada hikmah yang bisa kita ambil..
Dipenghujung Bulan Cintanya
Merasakan ada sesuatu
yang berbeda dalam hati, rasanya cepat sekali hari-hari berlalu, hingga
mendekati batas akhir. Dipenghujung masa-masa ini, berharap setiap diri kita
mampu mengukir cerita dan kisah terbaik diakhir masa. Prestasi yang akan
dipersembahkan dengan perjuangan, pengorbanan dan keikhlasan. Karena cinta. Ya lima
huruf satu kata ini cukup mewakili segalanya, CINTA. dimana setiap orang akan
merasakan rindu, merasakan kehilangan yang sangat ketika akan berpisah dengan
yang dicintainya. Tiba-tiba harus ditinggalkan dan harus berpisah? Ketika rasa
cinta mulai terbentuk, kita harus berpisah dengan yang kita cintai itu, siapa
yang tidak sedih? Itulah bulan Ramadhan.
Maka, saat orang-orang beriman akan ditinggalkan dengan bulan
suci Ramadhan ini akan merasakan kehilangan dan sedih. Kehilangan bulan yang mulia, penuh ampunan dan
berkah ini. Sebagaimana dituturkan dalam sebuah hadis, Dari Ibnu Abbas ra., dia berkata, Saya mendengar Rasulullah SAW
bersabda: Artinya: “Kalau sekiranya umatku mengetahui segala (kebaikan) didalam
bulan suci Ramadhan, niscaya mereka menginginkan agar semua tahun itu menjadi
Ramadhan”, dikarenakan semua kebaikan itu berkumpul di bulan suci Ramadhan,
ketaatan bisa diterima, semua doa dikabulkan, semua dosanya diampuni dan surga
senantiasa merindukan mereka” (HR. Ahmad)
Maka, dipenghujung Ramadhan ini, mengevaluasi dan mengingati
kembali itu keharusan. SEPULUH hari terakhir di bulan Ramadan menjadi hari-hari yang
sangat berarti, Sepuluh hari terakhir ini semakin dianggap istimewa, diyakini adanya sebuah malam yang sangat luarbiasa
yaitu malam Lailatul Qadar. Malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Oleh
karena itu, Nabi SAW bila memasuki sepuluh akhir (dari bulan Ramadan),
beliau mengencangkan sarung, menghidupkan malamnya, dan membangunkan
keluarganya". (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Satu di antara amalan yang sangat dianjurkan oleh
Rasulullah SAW pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan adalah I'tikaf;
berdiam diri di masjid dengan niat ibadah kepada Allah. Sebagaimana
diriwayatkan dari Aisyah ra, beliau bertutur,
"Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam beri'tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan
Ramadan. Aku membuatkan tenda untuk beliau. Lalu beliau shalat subuh kemudian
masuk ke tenda i'tikafnya." (HR Al-Bukhari dan Muslim)
![]() | |
Syujud dan merendah dihadapanNya |
"Orang pandai adalah
orang yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk
kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang dirinya
mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT." (HR Imam
Turmudzi).
Ingati kembali kata-kata familiar dari Sahabat Umar Ibn
Al-Khattab, "Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab, dan
berhiaslah (bersiaplah) kaliau untuk hari aradh akbar (yaumul hisab/hari
hisab). Dan bahwasanya hisab itu akan menjadi ringan pada hari kiamat
bagi orang yang menghisab dirinya di dunia."
Hampir sebulan penuh kita berada
dalam masa penggodogan iman, bulan tarbiyah, bulan penuh pembinaan. Mari mengevaluasi
diri apakah telah mampu membasahi lisan dengan senantiasa berdzikir dan tilawah
Qur’an?
Menjaga mata, hati, pendengaran, tangan dan kaki untuk
tidak berbuat maksiat?
Sehingga kita menjadi alumni Ramadhan dengan gelar taqwa.
Amin.
Langganan:
Postingan (Atom)