Lautan nikmat dariNya yang tak bertepi, mungkin mudah sekali
bagiku berucap “alhamdulillah”, mengingatkan saudaraku untuk selalu bersyukur.
Tak perlu mengeluh, gundah, resah atau galau. Tapi, rasa syukur itu tak hanya
dilisanku, tak cukup aku berkoar-koar merdu dengan lidahku, tak cukup juga
hanya dituliskan, direnungkan. Semua butuh aksi. Aksi nyata yang tak seorangpun
harus tahu, cukup diri kita dan Alloh saja yang tahu. Dia yang Maha melihat,
Maha mengetahui apapun yang tersimpan didalam hatiku.
Rasa syukur yang tak hanya dilakukan saat jalan dipenuhi bunga,
tapi saat aku temui duri, semoga aku mampu mengambil hikmah dariNya, sehingga
bukan amarah dan kecewa, bukan berlari atau menyalahkan saudara disekelilingku.
Bukan itu!.
Hikmah dariNya, karena apapun yang Alloh skenariokan takan
pernah sia-sia. HikmahNya lah yang semoga mampu aku petik.
Jika hari ini kegagalan
menghampiri, mungkin Alloh sedang mengajari kita arti kesungguhan, kesabaran.
Jika hari ini ada saudara
yang mencaci, biarkanlah. Karena Dia hendak mengurangi dosa-dosa kita.
Jika harus ada perpisahan
dengan orang yang kita sayangi, Alloh sedang menegur kita, bahwa semua yang ada
didunia ini tidak ada yang abadi.
Jika saudara terbaik kita
mengecewakan, maka Alloh sedang menunjukan bahwa dia hanya manusia biasa.
Belajarlah memaafkan. Karena kesempurnaan hanya milikNya.
Jika seseorang mendiamkan
kita tanpa sebab, biarkanlah. Alloh sedang mengajari kita keihlasan.
Rasa syukur itu sebanding dengan keimanan dalam dadaku, seberapa
sering aku mendekati Sang penciptaku, maka semudah itulah aku mampu bersyukur.
Saat aku jauh, saat aku melanggar perintahNya, maka aku pun akan semakin sulit
untuk melapangkan dada dengan apa yang dirasa. Tak mampu aku melihat dengan
kacamata kebenaran. Yang ada dihadapanku adalah kezoliman, ketidak adilan, tersinggung,
sensitive, su’udzon dengan saudaraku, bahkan sempat menyalahakan Alloh.
Na’udzubillah.
Maka aku merasakan, dengan dekat denganNya, maka syukur itu akan
melekat dalam jiwaku. Seperti iman, yang tak hanya diucapkan secara lisan,
namun hati juga harus tunduk dan meyakini, serta disempurnakan dengan
perbuatan. Amal.
*Catatan kecil untuk HatiQ